Sabtu, 16 Juli 2016

Penyebab Timnas Indonesia Sulit Bangkit dan Makin Tertinggal

Penyebab Timnas Indonesia Sulit Bangkit dan Makin Tertinggal


Dulu, timnas Indonesia dikenal sebagai salah satu raksasa sepakbola Asia yang selevel dengan Jepang, dan Korea Selatan. Tidak hanya di Asia, banyak tim-tim besar di penjuru dunia segan dengan nama Indonesia di dunia sepak bola. Bahkan ketika masih dijajah saja, Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda mampu menembus putaran final Piala Dunia sebagai negara Asia pertama di Prancis tahun 1938, dan sempat hampir lolos kembali pada tahun 1958 di Swedia. Pada tahun 1958 pada olimpiade Melbourne, Australia, Indonesia yang saat itu diperkuat Ramang mampu menembus perempat final olimpiade dan mampu bermain seimbang dengan tim unggulan Uni Sovyet dan menahan imbangnya  yang saat itu tim Sovyet masih diperkuat kiper terbaik dunia, Lev Yashin. Pada tahn 1979, Timnas Remaja Indonesia mampu melaju ke putaran final Piala Dunia Remaja yang saat itu diadakan di Jepang. Dulu, timnas Indonesia merupakan rajanya Asia Tenggara, bahkan Thailand saja pun levelnya masih ada dibawah Indonesia. Medali emas SEA Games, dan semifinal Asian Games sudah hal yang biasa bagi penggemar timnas saat itu.

Bagaimana dengan sekarang? Jangankan Asia, untuk menjuarai Asia Tenggara saja, susahnya bukan main. Garuda yang dulunya selalu unggul diatas negara-negara ASEAN lainnya, kini hanyalah menjadi bawahan negara-negara macam Vietnam, Thailand, Singapura, Myanmar, Malaysia yang padahal dulunya bukanlah apa-apa bagi Indonesia. Bahkan, pada piala AFF 2014 lalu, Filipina yang dulunya pernah dibantai 12-0 dan 13-1 oleh Indonesia, berhasil mempermalukan Indonesia 4-1 dihadapan publik Vietnam. Revolusi PSSI sudah dikumandangkan bertahun-tahun lamanya, namun nyatanya, prestasi timnas merah-putih hanya jalan tempat di ASEAN, sementara Thailand sudah berani menatap piala dunia, Timnas U-20 Myanmar bisa mencicipi piala dunia U-20 di Selandia Baru 2015. Jangankan untuk masuk Piala Dunia lagi atau merajai Asia, SEA Games saja yang Indonesia dulunya langganan emas, kini tidak bisa berbuat banyak. Prestasi timnas tertinggi terakhir di SEA Games adalah medali perak usai kalah di final oleh Malaysia di rumah sendiri tahun 2011, dan Thailand di Myanmar 2013. Terakhir, Indonesia malah jadi bulan-bulanan Vietnam di perebutan medali perunggu SEA Games 2015 Singapura.

Tahun 2015, terjadi hal yang paling tidak diinginkan oleh seluruh insan sepakbola Indonesia. Karena kebodohan pemerintah dan pengurus PSSI, FIFA menjatuhkan hukuman sanksi kepada Indonesia, yang mana seluruh klub dan seluruh level timnas Indonesia dilarang mengadakan pertandingan dengan klub atau timnas negara lain. Akibatnya, Indonesia yang saat itu sudah mau menjalani kualifikasi piala dunia 2018 dan piala asia 2019, harus didiskualifikasi oleh AFC, karena AFC tidak berani berbuat banyak atas sanksi FIFA. Tidak hanya itu, karena dilarang melakukan pertandingan dengan negara lain, maka peringkat Indonesia terjun bebas menuju angka 191 dari 205 anggota FIFA, yang terburuk sepanjang sejarah Indonesia. Setelah di banned FIFA, apakah Indonesia kembali bangkit dan bisa kembali menembus langit Asia dan mampu kembali terbang sejajar dengan raksasa Asia macam Jepang, Korea, Iran, dll? Jawaban nya tentu saja pasti bisa, hanya saja tidak mungkin atau sulit terealisasi dalam waktu dekat. Paling cepat ya 5 tahunan lah. Terus apa aja yang membuat sepakbola Indonesia sangat sulit bangkit? Ada banyak permasalahan yang harus diatasi hingga tuntas oleh Indonesia jika ingin bangun dari tidur panjang, dan kembali menjadi raksasa Asia. Berikut akan saya uraikan permasalahan yang harus diatasi hingga tuntas oleh PSSI jika ingin Indonesia menjadi kekuatan baru sepakbola Asia dan dunia.

1.      1.  Federasi nya Kacau Balau.
Sudah bukan rahasia lagi jika federasi sepakbola Indonesia atau PSSI sudah sangat bobrok sekali kondisinya. Korupsi sana sini, mafia, pengaturan skor, dan lainnya sudah hampir menghancurkan nama PSSI. Ini adalah akar permasalahan dari kemunduran prestasi Timnas. Timnas sepakbola Indonesia tidak akan bisa berprestasi jika federasinya saja tidak karuan bentuknya. PSSI saat ini memerlukan orang-orang yang benar-benar mau memajukan sepakbola Indonesia yang ikhlas dari dalam hatinya. Jika orang-orang seperti itu yang menjadi pengurus PSSI, maka trofi dari piala AFF hingga piala Asia, atas izin Tuhan, akan makin dekat dan lebih mudah diraih.

2. Buruknya Kualitas dan Kurang Kompetitifnya Liga Nasional
Liga Super Indonesia atau yang lebih akrab dengan ISL, merupakan kasta tertinggi liga profesional di Indonesia. Tapi kenyataannya, ISL lebih terlihat seperti liga kasta Divisi 2, 3 di negara lain. Rendahnya tingkat fair play, mafia skor, wasit yang sering berat sebelah, dan kesenjangan antara tim besar dan tim menengah kebawah menunjukkan betapa buruknya kualitas liga nasional kita. Jika Liga kita tidak segera diperbaiki, maka dampaknya kita akan sangat sulit menemukan pemain-pemain yang berkualitas untuk memperkuat skuat garuda, dan hanya akan menemukan pemain yang bahkan dengan negara tetangga saja tidak bisa bersaing. 

3.  Pembinaan Usia Muda Tidak Berkelanjutan
Sebuah tim tidak akan pernah bisa meraih prestasi yang tinggi dengan memakai generasi yang sama secara terus menerus, karena umur manusia semakin lama akan mengurangi kemampuan fisik seseorang, tidak terkecuali pemain sepakbola. Oleh karena itulah, diperlukan pemain-pemain muda yang berkualitas untuk menggantikan generasi sebelumnya agar dapat mempertahankan prestasi yang sudah diraih. Sejauh yang saya lihat, timnas remaja Indonesia sangat sulit berprestasi kembali dari ASEAN hingga Asia. Terakhir dua tahunyang lalu tim U19 mampu menjuarai AFF U19, yang saat itu tengah diselenggarakan di Indonesia, dan mampu lolos ke piala Asia U19 di Myanmar 2014. Tapi sayang setelah itu tim garuda muda tidak pernah terdengar lagi kabarnya, dan yang satu-satunya mampu bertahan di Timnas Senior hanyalah Evan Dimas semata. Pasca dibantai Uzbekistan dan Uni Emirat Arab di Myanmar 2014, PSSI langsung membubarkan seluruh tim garuda muda. Padahal kelanjutan karir mereka sangatlah penting bagi masa depan Indonesia. Ditambah lagi sanksi FIFA setahun kemudian memperparah karir sepakbola mereka karena ISL harus mau tidak mau dihentikan. Dan kini PSSI harus kembali mencari bibit baru lagi untuk skuat remaja Indonesia.
PSSI bersama KEMENPORA harus kembali menggalakkan turnamen Nasional antar sekolah-sekolah di seluruh pelosok Nusantara, agar lebih mudah memantau tunas muda calon pahlawan masa depan sepakbola Indonesia. Negara-negara lain seperti Jerman, Spanyol, Belgia, Wales, Chile, Nigeria, dan Portugal sudah membuktikan khasiatnya. Di Asia sendiri pun Jepang, Korea Selatan, Australia, hingga Thailand dan bahkan Myanmar pun juga bisa merasakan efek dari pembinaan usia muda yang berkelanjutan ini. Dulu Indonesia punya Liga Pendidikan Indonesia, tapi sekarang sudah tidak terdengar lagi kabarnya. Semoga PSSI dan KEMENPORA mau menghidupkan kembali LPI agar lebih mudah mencari pemain-pemain usia sekolahan yang nantinya akan membawa Indonesia terbang kembali ke langit tertinggi, tidak hanya di Asia, tapi hingga dunia Internasional.

4. Buruknya Sarana dan Pra-sarana Penunjang Pembinaan Usia Muda
Jika anda pernah ke sebuah sekolah di Jepang, dan menengok ke fasilitas olahraga mereka, maka anda mungkin serasa berada di kompleks olahraga berstandar Internasional. Dari lapangan baseball, basket, voli, bulu tangkis, atletik, sepakbola, hingga kolam renang pun semuanya ada, dan pasti nya semuanya berstandar Internasional. Hal ini bertujuan selain untuk mempermudah permainan, juga agar membiasakan para siswa yang nantinya ingin berkarir di dunia olahraga akan terbiasa dengan fasilitas kualitas top dunia di gelanggang olahraga besar ketika membawa nama negaranya di ajang Internasional. Dan itu baru hanya di sekolah umum, negri dan swasta, belum lagi dengan fasilitas milik klub profesional hingga tim nasional mereka.

Berbanding terbalik di negri kita, boro-boro di sekolah, lapangan stadion nasional kita aja masih kebanjiran ketika diterjang hujan deras. Masih ingat pertandingan kualifikasi piala Asia U19  2014, vs KorSel di GBK tahun 2013? Itu stadion nasional kita loh, lah lapangan di sekolahnya jadi gimana? Dari SD sampai SMK saja saya dulu kalo main bola ya diatas batako atau gak semen cor. Yah gimana bisa nyetak bibit hebat kalo mainnya aja diatas semen cor mulu, lapangan milik klub profesionalnya aja bisa berubah jadi arena lumpur dadakan. Memang hal ini  terdenagar sepele dan gak gampang, tapi beneran, jika Indonesia tidak punya lapangan standar Internasional dari tingkat sekolah, maka mimpi kita bisa punya pemain berkelas dunia seperti Messi, Ronaldo, Bale, Neymar Neuer, Hazard, Suarez, Griezmann, dll hanyalah angan-angan di siang bolong.

5. Timnas Indonesia Tidak Punya Sponsor Resmi
Jika kita melihat seragam/jersey dan jaket latihan timnas dari negara lain, kita pasti akan melihat banyak logo-logo dari merk perusahaan terkenal selain logo apparel yang tertera. Karena FIFA melarang adanya logo sponsor selain logo  apparel di seragam timnas, maka mereka menggunakan jersey dan jaket latihan mereka sebagai media untuk mempromosikan pihak yang telah mensponsori mereka. Mereka sadar bahwa mereka tidak akan terus menerus bergantung pada kucuran dana dari pemerintah mereka, sementara mereka memerlukan dana yang besar untuk terus menghidupi timnas mereka agar prestasi mereka tidak redup. Oleh karena itulah mereka mencari sponsor sebanyak mungkin untuk mendanai seluruh kegiatan mereka, dari pembinaan hingga pertandingan Internasional dengan negara lain, termasuk akomodasi mereka ketika mengikuti turnamen internasional.

Sayangnya, di jersey dan jaket latihan timnas kita hanya ada lambang garuda dan logo apparel pemasok jersey kita saja. Tidak ada satupun logo perusahaan baik lokal maupun asing yang tertera disana. Saat ini PSSI hanya bergantung kepada APBN yang dikucurkan melalui KEMENPORA, sehingga seluruh kegiatan yang dilakukan PSSI, mulai dari pembinaan, hingga pertandingan persahabatan, hasilnya kurang maksimal. Kita juga harus sadar bahwa APBN tidak hanya dipakai untuk main bola aja, banyak jalan rusak, sekolah bobrok, rakyat miskin yang susah berobat yang lebih membutuhkan dana dari APBN ketimbang timnas kita. Federasi cabang olahraga lain juga perlu kucuran dana dari APBN untuk tetap terus bisa mengejar prestasi.
Jika dilihat dari tingginya antusiasme rakyat Indonesia terhadap sepakbola, perusahaan manasih yang gak tergiur untuk menjadi partner resmi timnas Indonesia. Walaupun prestasinya masih kurang mencolok, setidaknya pihak swasta bisa dapat untung ‘dikit’ dari antusiasme pecinta sepakbola kita. Saat ini sponsor timnas hanya ada pada saat timnas sedang mengikuti turnamen, namun tidak ada yang mau menjadi sponor untuk kegiatan PSSI diluar turnamen. Oleh karena itu, dana segar dari pihak swasta sangat penting ketika kucuran dana dari pemerintah dirasa masih kurang. Dan kalaupun dikorupsi, itumah tinggal urusannya PSSI sama debt collector pihak sponsor, negara hanya tinggal perlu mengadili dan ngejatuhi vonis andaikan benar-benar bersalah hehehehe :v (canda gan).

6. Jarang Mengadakan Pertandingan Persahabatan atau Uji Coba
Pertandingan Uji Coba, Persahabatan, Eksibisi atau Friendly Match, biasanya sering dilakukan timnas suatu negara dengan timnas dari daerah lainnya, terutama jika menjelang turnamen level benua dan piala dunia. Sesuai namanya, laga uji coba biasanya dimanfaatkan oleh suatu timnas untuk menguji coba calon skuat nya guna persiapan untuk menghadapi sebuah turnamen internasional pada masa yang akan datang. Selain itu, dengan laga uji coba ini, mampu mempererat hubungan antar punggawa timnas yang biasanya tidak jarang ada yang sering cekcok hanya karena rivalitas dari klub yang mereka bela. Laga uji coba juga biasanya sering diadakan jauh sebelum turnamen, bahkan jauh-jauh hari sebelum kualifikasi pun, banyak yang melakukannya. Selain untuk membentuk, mengujicoba, dan mempersiapkan skuat timnas jelang turnamen, laga persahabatan juga dapat ajang untuk mendongkrak posisi sebuah timnas di ranking FIFA, karena perhitungan ranking FIFA berdasarkan laga-laga yang telah diselenggarakan timnas. Tidak lebih dari 12 bulan. Untuk saat ini (Juli 2016), peringkat Indonesia di ranking FIFA terus terjun bebas, hingga berhasil menyentuh urutan 191 dari 210an member FIFA. Ini tidak mengejutkan karena kita tahu sendiri, timnas senior kita tidak pernah mengadakan laga uji coba manapun dengan timnas dari negara lain selama lebih dari 1 tahun terakhir, terutama pasca pembekuan PSSI. Dalam tahun ini semoga bakal ada laga eksibisi lagi, setidaknya siapa pun musuhnya, mulai dari Kamboja dan Timor Leste, yang penting menang.  Karena dapat memperbaiki posisi kita di ranking FIFA yang perhitungannya berdasarkan laga yang telah dihelat. Tapi karena dana yang kurang mencukupi dari pemerintah, maka timnas tidak bisa terlalu sering mengadakan laga uji coba dengan negara lainnya. Andaikan timnas Indonesia punya sponsor resmi yang banyak, bukan tidak mungkin tiap jeda internasional, Indonesia bisa mengadakan laga uji coba lagi dengan negara lain, soalnya untuk ngadain pertandingan persahabatan juga butuh kucuran dana yang gak sedikit.

7. Akun Sosial Media PSSI
Hal yang ini memang terdengar agak sedikit ngelawak, tapi dampaknya lumayan besar loh jika benar-benar dipergunakan dengan sebaik mungkin. Mungkin dibenak kita jika kita melihat akun-akun federasi sepak bola dari negara lain di sosial media kekinian seperti Twitter, Facebook, Instagram bahkan Youtbe hanyalah untuk ngikutin trend aja. Tapi jawaban itu tidak sepenuhnya salah, tapi tidak juga sepenuhnya benar. Dengan adanya akun sosmed ini, pihak federasi jadi lebih mudah untuk lebih dekat dengan para penggemarnya, baik didalam maupun luar negara mereka. Sehingga federasi jadi lebih mudah menerima kritik, saran dan masukan dari para suporter, yang nantinya bisa jadi modal untuk memperbaiki prestasi timnas dimasa depan. Saat ini PSSI hanya punya akun twitter, sementara beberapa negara ASEAN lainnya sudah ada yang punya akun facebook, dan kalau gak salah juga instagram. Dengan melihat jumlahnya pengguna sosial media di Indonesia, hal ini bisa menjadi menguntungkan bagi PSSI, mengingat Indonesia juga merupakan salah satu negara pengguna sosial media terbesar di dunia, bahkan lebih banyak daripada negara-negara Eropa dan Amerika Latin.

Pasca sukses menggelar Piala Asia 2007 bersama Thailand, Malaysia, dan Vietnam, prestasi timnas Indonesia terus menurun dari tahun ketahun. Timnas kita cuma bisa nembus final AFF Cup 2010, final SEA Games 2011 dan SEA Games 2013, 16 besar Asian Games 2014, dan fase grup Piala Asia U-19 2014, sementara Malaysia mampu menjuarai piala AFF 2010, dan SEA Games 2011, Thailand bisa masuk semifinal Asian Games 2014, dan Myanmar yang lolos ke Piala Dunia U-20 di Selandia Baru 2015. Melihat timnas kita dibantai dengan skor diatas 3 gol sudah jadi hal yang lumrah bagi kita, padahal dulu, kitalah yang membantai mereka. Generasi kita sudah menyaksikan tim kesayangan kita dibantai 10-0 oleh Bahrain tahun 2012, kita sudah melihat bagaimana tetangga kita, Thailand, dan Vietnam mempermalukan kita di SEA Games Singapura 2015, Filipina yang dulunya bulan-bulanan kita, malah membuat kita babak belur 4-1 di AFF Cup 2014. Kita sudah menderita karena FIFA mengucilkan kita hanya karena ulah pemerintah kita. Kita sudah pernah melihat peringkat kita ada dibawah Malaysia dan Laos, yang dulunya jauh ada dibawah kita. Kita sudah lelah melihat garuda hanya selalu jadi bulan-bulanan negara Asia Timur, dan negara Timur Tengah, kita sudah capek dijadikan badut sama tetangga sendiri.


Garuda punya sayap yang besar bukan untuk tidur, bukan untuk terbang di atas dataran rendah, bukan untuk dimasngsa oleh binatang lainnya. Garuda punya sayap yang besar karena Garuda hanya terbang di langit yang paling tinggi, mengamati semua mangsanya dari ketinggian, lalu memangsanya layaknya seekor pemangsa yang kejam dan buas. INI TIMNAS KITA! TIMNAS NYA ORANG INDONESIA! Kalau kita mau melihat timnas kita bisa angkat trofi, dan berkalung medali emas, maka ini kewajiban kita untuk terus membawa timnas kita menggapainya dengan segala cara yang dapat kita lakukan, selama tidak berlawanan dengan aturan agama, negara, dan persepakbolaan internasional, dan yang saya bisa hanyalah menulis artikel ini dan mendukung mereka dari balik layar kaca. Jika ingin berprestasi dalam waktu dekat, maka perbaikilah faktor permasalahan no. 1 dan 2, tapi jika terus ingin berprestasi secara berkelanjutan maka perbaikilah semuanya. Roda kehidupan selalu berputar, kadang diatas, dan ada kalanya dibawah. Saat ini mungkin timnas kita ada diposisi paling bawah, namun menunggu roda berputar keatas, tidak akan mampu menggerakkan roda tersebut.Piala AFF 2016 adalah turnamen terdekat kita, semoga momen AFF Cup nanti bisa dijadikan landasan take-off sang Garuda untuk terbang menembus langit Asia dan dunia pasca dikucilkan FIFA, AMIN!! AYO KITA BERSAMA-SAMA BANGUNKAN SANG GARUDA DARI TIDUR PANJANGNYA!!!!

Selasa, 12 Juli 2016

Kualifikasi Piala Dunia 2018 Russia Zona Eropa


Piala Eropa atau Euro 2016, telah usai. Portugal yang diluar dugaan berhasil menjungkalkan tuan rumah Prancis di partai puncak. Dan kini kita harus segera move-on dari piala eropa kemaren soalnya kini 52 negara eropa sedang mempersiapkan diri untuk memperebutkan 13 dari 14 tiket menuju Russia 2018. Tuan rumah Russia sudah mengamankan 1 tempat lngsung tanpa harus melewati kualifikasi. Dan beberapa waktu yang lalu FIFA telah merilis daftar grup pada kualifikasi piala dunia 2018, yang terdiri dari 9 grup. 9 Juara grup akan langsung melaju ke Russia 2018, sementara 8 runner-up grup terbaik harus melewati fase play-off untuk memperebutkan tiket yang tersisa. Jika tidak ada hambatan, babak kualifikasi akan berlangsung dari tanggal 4 September 2016 sampai 10 Oktober 2017 waktu Eropa. Sementara untuk babak Play-off akan berlangsung pada bulan November 2017. Berikut ini dia grupnya:

Grup A
- Belanda
- Prancis
- Swedia
- Bulgaria
- Belarusia
- Luxemburg

Grup B
- Portugal
- Swiss
- Hungaria
- Kepualauan Faroe
- Latvia
- Andora

 Grup C
- Jerman
- Republik Ceko
- Irlandia Utara
- Norwegia
- Azerbajan
- San Marino

 Grup D
- Wales
- Austria
- Serbia
- Republik Irlandia
- Moldova
- Georgia

Grup E
- Rumania
- Denmark
- Polandia
- Montenegro
- Armenia
- Kazakhstan

 Grup F
- Inggris
- Slovakia
- Skotlandia
- Slovenia
- Lithuania
- Malta

Grup G
- Spanyol
- Italia
- Albania
- Israel
- Makedonia
- Liechtenstein

 Grup H
-Belgia
- Gibraltar
- Bosnia-Herzegovina
- Yunani
- Estonia
- Siprus

 Grup I
- Kroasia
- Kosovo
- Islandia
- Ukraina
- Turki
- Finlandia

 untuk jadwal* lengakpnya silahkan dilihat langsung di sini

(*ket, waktu dalam waktu setempat, bukan waktu Indonesia)

Persaingan antara Belanda dan Perancis di grup A, serta Spanyol dan Italia di grup G akan sangat menarik untuk dinanti. Menurut para pembaca sekalian siapa sajakah yang akan melaju ke putaran final Piala Dunia 2018 di Russia nanti? agak susah diprediksi, karena kekuatan sepakbola di Eropa sekarang sudah hampir merata, jadi tidak menutup kemungkinan akan ada negara kecil yang akan menyingkirkan negara-negara yang sudah langganan piala dunia nanti. Dan akankah ada tim debutan lagi pada edisi 2018 nanti seperti Bosnia-Herzegovina pada edisi piala dunia 2014 kemarin. Sumber : FIFA